Senin, 01 Februari 2010

NANA

NANA, salah satu film jepang yang nggak sengaja aku temuin. Pertamanya aku cuman tau itu lewat komik. Tapi nggak sampai selesai. Hanya sampai level tiga saja. Sebenernya juga udah nyari kemana-mana, tapi nggak ketemu juga. Moga ajah nyar atau kapan aku bisa nemuin seri lanjutannya.

konnichiwa..
NANA.
Aku nggak tau harus berkata apa saat aku menonton ceritanya. Sangat remaja sekali. Percintaan, penghianatan, persahabatan, pengorbanan, semua ada dalam tiap sequel ceritanya. Kadang aku sampai terhenyak kalau aku sedang menontonnya. Teenagers, memang suatu hal yang semua orang pasti akan alami. Didalamnya terdapat berbagai intrik yang takkan pernah kita sadari akan terjadi. Kadang aku berpikir, aku seperti nana. Entah nana yang mana. Keduanya serasa berjalan dalam ceritaku. Percintaan, untuk setiap cinta yang entah aku ingat atau tidak, bahkan dalam episode tidak terlupakan, penghianatan saat aku hanya berjalan pada satu arah, ataupun melihat dengan jelas dan gamblang setiap gerakan dan huruf yang muncul pada setiap penghianatan.. Sakit? tentu saja. Nana pun tak hentinya menangis saat ia dikhianati. Just like me. I just like another girl, that can cry if hurt.. Walaupun aku berkata aku akan kuat sekuat yang tak kau kira, tapi tetap saja jika aku berada di balik selimutku aku akan menangis sejadi-jadinya. Persahabatan, dimana setiap geraknya berusaha menguatkanku, dan menjadi sandaranku. Melakukan hal-hal gila yang nggak pernah kau duga, bercerita berbagai impian dan berbagai air mata.. Melakukan sesuatu untuk membuat yang lain bahagia, itu yang disebut dengan pengorbanan. Kadang aku lakukan itu bukan hanya sekali. Bertemu, bersama, kemudian berpisah. Kadang kembali lagi untuk bertemu kembali. Untuk cinta yang terpisah, terhianati, tersakiti, ataupun untuk setiap saat yang mendebarkan, aku tetap akan menyimpannya dalam memoriku hingga aku tak sanggup lagi untuk mengenangnya...

Kamis, 16 April 2009

me

Aku tak tahu siapa diriku. Aku hanya seonggok daging yang bernyawa. Aku tak kenal siapa diriku. Aku tak memahami siapa aku. Mungkin saja aku adalah Anastasia, yang hilang ingatan karena revolusi perancis yang terjadi pada kerajaan megahnya. Tapi, entahlah. Aku bukan Anastasia yang akhirnya menemukan jati dirinya. Paling tidak dia mengetahui bahwa dirinya adalah seorang putri. Sedangkan aku?? Aku sendiri tak mengerti aku berasal dari kerajaan mana. Entah kerajaan Antah Berantah ataupun apalah namanya. Mungkin juga tidak. Tak berasal dari kerajaan manapun, hanya kerajaan semu yang bertabir kepalsuan. Kepalsuan yang selalu dan akan selalu ada kapanpun aku berada di dalamnya. Aku lelah. Semua tak bisa aku pertahankan. Segala tabir manis yang selama ini aku jaga. Aku lelah. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri. Aku tahu aku egois. Aku tak peduliakn segala perasaan yang tersakiti. Tersakiti?? Siapa yang lebih sakit dari aku?? Siapa??
Anjrit. Aku tak peduli lagi. Aku hanya merasa lelah dengan semua yang ada. Lelah untuk menjaga segala kemunafikan yang tercipta. Lelah untuk bertahan. Lelah untuk diam. Aku tak ingin diam. Aku lelah untuk tak bersuara, membungkam segala suaraku hanya demi seonggok daging yang akan tercipta untuk diriku.
Keadilan tak pernah ada untukku. Keadilan tak datang padaku. Sang dewi masih saja menutup matanya untuk melihat segala kasus yang ada.

Kamis, 09 April 2009

ego



Tak mungkin menyalahkan waktu
Tak mungkin menyalahkan keadaan
Hanya itu yang bisa terucap
Segala peranku dalam duniamu
Semakin ingin melepasmu,
Semakin aku tak sanggup
Aku hanya malam bagimu
Yang kan tenggelam saat pagi tiba
Biarlah semua aku simpan dalam segala dukaku
Menjadi bait yang terkucil
Menjadi sajak yang terlupa
Segala omong kosong yang indah
Biarkan aku terlupa….

kecewa


Aku benci dengan semua keadaan yang ada
Aku ada saat kau butuhkan aku
Hanya berharap untuk bertemu denganmu
meluapkan segala yang ada
adapun itu, tak berhenti
entah hingga kapan berhenti

pantaskah aku marah
pantaskah aku kecewa
dengan segala keegoisan yang tercipta
dengan segala janji bersama
mengesampingkan segala yang ada
aku kecewa…

aku terus menunggumu
hanya demi berharap sedikit pesan darimu
tak ingin lagi kau datang padaku
tak ingin lagi lihat tatapanmu
menyesakkan
aku kembali sendiri
sendiri
takkan lagi berharap
tapi tak bisa tepiskan itu….
Aku..
Kecewa…

Rabu, 25 Maret 2009

Mr. Jack

Rasanya, aku tak ingin berhenti bersamanya. Menyemangatinya, menatapnya, bercanda dengannya, dan semua yang kami lakukan bersama. Mungkin tak terhitung lagi seberapa banyak aku berkasih, tapi tak pernah merasa yang seperti ini. Mungkin jika yang hampir, memang ada. Tapi aku benar-benar merasa berbeda..
Entah mungkin karena ini baru awal, tapi aku sendiri nggak ngerti kenapa aku jadi benar-benar bahagia. Rasanya nggak peduli lagi seberapa sering julukan pelacur dialamatkan padamu, atau seberapa sering kau menangis meratapi apa yang terjadi padamu. Aku sungguh-sungguh nggak peduli.
Andaikan jika aku bisa hentikan waktu, akan aku hentikan. Jika aku bisa membuat segalanya untukmu, akan kubuat jadi nyata untukmu. Mungkin ini karena cinta. Atau, entahlah.. Aku nggak tau dengan apa aku mendeskripsikannya. Terlalu rumit…
Seseorang yang selalu berkata bahwa dia selalu mencintaimu, tak ingin kehilanganmu, bahkan membuatmu berjanji bahwa kau takkan meninggalkannya, karena ia tak ingin sendiri lagi, karena ia butuh seseorang yang ada untuknya, karena ia merasa terbuang.. Mungkin akan banyak yang berpikir bahwa itu adalah bulshit besar. Tapi aku mempercayainya. Aku mempercayainya. Bahkan aku tak ingin sedetikpun lepas dari pengaruh kata-kata itu. Oh Tuhan, begitu berartikah aku untuknya???
My jealously Jack. Hihihi.. Aku bahkan bahagia dengan kecemburuanya padaku yang setiap saat ditimpakannya padaku. Walaupun kadang berlebihan, tapi aku tetap merasa senang. Aku akui, walaupun dia memang terlihat seperti orang brengsek, dia orang brengsek yang aku rindukan…
Aku akui, banyak hal darinya yang nggak aku tahu. Yang jelas dia nggak begitu setuju kalau aku ambil topik tentang keluarga. Dia nggak mau banyak ngebahas hal itu. Yah, mungkin dia punya cerita yang panjang tentang hal itu, jadi nggak bakalan habis kalau dieritakan padaku. Itu pikiranku. Walau aku tahu sebenarnya bahwa hal itu berarti dia nggak ingin membicarakannya denganmu, tapi aku nggak ingin berpikir demikian.
Suatu siang, aku nggak nemuin dia di tempat biasa. Jadi, kupikir dia ada di tempat biasa yang ke dua.. hehehehe.. (Menurutku, dia hanya punya dua tempat yang biasa dia singgahi. Jadi, kalau di kedua tempat itu nggak ada dia, paniklah aku.. Nyariin muter-muter berharap bisa nemuin dia ataupun hal-hal yang berhubungan dengan dia). Dan ternyata dia memang ada di tempat yang kedua. Senyum yang menyambutku membuatku merasa hangat.
Dia bilang kalau dia merasa tenang dan bahagia kalo dia liat aku senyum.. Jadi, apapun suasana hatiku saat itu aku selalu tersenyum untuknya. Rasanya semua beban yang menahan senyumku terasa lebih ringan saat dia menanti senyumku.. huff…hihihi…
Dia.. berkata sesuatu yang mengejutkanku.. Dia tanya bagaimana jika dia meninggalkanku, dan takkan pernah bisa kembali lagi-kau tau maksudku, kan???
Aku menghela nafas panjang. Jika hal itu terjadi, aku…aku tak sanggup membayangkannya. Aku hanya bisa minta padanya agar tak mengucapkannya lagi. Tapi tetap saja dia membuatku sedih, walau akhirnya aku tetap tersenyum untuknya, tapi aku sangat takut jika hal itu terjadi. Aku tahu, hal itu adalah manusiawai, karena semua orang tanpa terkecuali akan mengalaminya. Tapi…….
Saat aku tanyakan hal yang sama padanya, kau tau apa yang dia jawab??
“ aku ikut…”

Rabu, 11 Februari 2009

koko

Dia itu bodoh ato gimana sih..???????? Padahal aku udah ngingetin dia alo sebelum dia ingin jadi bagian dari kisah cintaku yang bulshit, aku bukan pribadi yang sepenuhnya bebas dari cinta. 16 tahun. Gila nggak sih??? masa aku mau pacaran sama anak seumur gitu? ntar dikirainnya aku kayak mbak-mbak ganen yang suka nyariin brondong. Brondong sih brondong. Tapi kan nggak perlu yang terlalu brondong gitu, kan??? tapi sebenernya kalo cakep sih nggak pa-pa jg, bisa dipertimbangin..hihihi..
Lah itulah masalahnya!!!!!!!!!
Hm.. sebenernya aku jahat kali, y.. mempertimbangkan segalanya dari fisicly. Tapi, walaupun itu cetakan yang tersempurna utuknya, ku kan juga pengen lihat sesuatu yang menarik. Manusiawi nggak sih??
jawabannya : YA JELAS MANUSIAWI BGD lah.. Lha wong aku kan juga manusia, yang takluput dari segala hal yang bersifat kemanusiaan..

tapi bukan aku

ternyata sendiri tuh nggak semengerikan yang aku bayangin!! hihihi.. padahal, kukira aku nggak bakalan hidup tanpa apa yang bisa menghidupiku, aku juga pikir aku nggak bakalan bisa semangat tanpa semangat yang menyemangatiku. Aku nggak ingin lagi selalu melihat ke belakangku, walau disana terdampar ribuan kisah yang sangat aku sayangi, yang aku simpan, dan yang aku jaga... Aku nggak ingin selalu teringat semuanya,walau kadang beberapa keadaan mengingatkanku sama semuanya...
Cinta tetep aja selalu jadi bulshit-atau bahkan bikin bulshit-apalah itu nggak penting, karena itulah jalannya. Semuanya hanya tergantung pada diri aku sendiri bagaimana kita dapat mengendalikannya agar ia nggak selalu membulshitkan akutaupun membuat aku jadi bulshit(whatever). Aku hanya perlu menempatkannya dalam sebuah nada yang bijak dan seirama, sehingga tercipta suatu keharmonisan yang akan terjaga. Wakakakaka...aku jadi casanova lagi, deh..
Tapi, aku nggak munafik, kalo aku kadang juga pengen semuanya kembali kaya apa yang aku penginin......
Huff...sekarang aku hanya ingin mengakhiri semuanya dengan baik, agar tak ada lagi yang terluka karenaku........................